Minggu, 06 September 2009

PSS "Tak Bisa Mundur"

04 September 2009

Keinginan manajemen skuat berjuluk Super Elang Jawa (Elja) PSS yang meminta penyelenggaraan Turnamen Piala Kraton 2009 dimuncurkan ke awal Oktober, dinilai panitia penyelenggara sangat tidak realistis. Pasalnya, sisa waktu yang dimiliki untuk penyelenggaraan turnamen yang bakal diikuti oleh 4 tim DIY yang berlaga di Kompetisi Divisi Utama 2009/2010 dan dua tim Super Liga itu tidak memungkinkan.

Panitia tetap berencana menggelar turnamen itu seperti jadwal semula, yakni 27 September hingga 4 Oktober, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan Piala Kraton 2009, Hendricus Mulyono, Kamis (3/9) mengatakan, keinginan PSS tersebut selain tidak realistis. Sebab, sisa waktu yang dimiliki dua tim yang musim mendatang bermain di Super Liga, yakni Persisam Samarinda dan Persipura tidak banyak.

Kedua tim tersebut, diperkirakan sudah memulai debutnya di Kompetisi Super Liga 2009/2010 pada 10 Oktober mendatang. “Jelas keinginan PSS sangat tidak realistis. Tujuan digelar Piala Kraton sebenarnya untuk
menyiapkan tim yang ada di DIY untuk kompetisi Divisi Utama. Sedangkan PSS sendiri pada gelaran Piala Kraton pertama, 2001 lalu, menjadi juara umum. Jadi sangat tidak mungkin mereka untuk mundur dari turnamen tersebut,” Harian Jogja.

Meski memastikan PSS tidak bisa merubah jadwal yang ditetapkan, Henricus yang biasa dipanggil Mbah Mul menandaskan, akhir pekan ini dirinya akan bertemu dan melakukan koordinasi dengan keenam peserta turnamen. Dalam pertemuan, akan dibicarakan solusi yang akan diambil menyusul opsi yang diberikan PSS sebagai mantan juara turnamen Piala Kraton I. Hendricus mengungkapkan, panitia penyelenggara sebenarnya
banyak mendapatkan konfi rmasi dari sejumlah tim Super Liga yang berniat mengikuti gelaran tersebut.

Namun, dari keputusan yang diambil oleh panitia dan Pengda PSSI DIY, hanya dua tim Superliga, yakni Persipura dan Persisam Samarinda yang berhak mengikuti Terkait keamanan dan kemungkinan gesekan suporter dalam turnamen yang akan diadakan di Stadion Maguwoharjo itu, Hendricus memastikan tidak perlu dikhawatirkan. Relatif singkatnya waktu penyelenggaraan, dipastikan akan meminimalkan gesekan antar suporter.

“Jika dibandingkan dengan kompetisi, format turnamen, tentu tidak akan membuat suporter yang ada saling bergesekan. Namun kami juga telah mengantisipasi adanya kemungkinan tersebut,” pungkas dia. Sebelumnya, manajemen operasional PSS Yudi Prihantana meminta agar gelaran Piala Kraton diundur pada awal Oktober. Hal tersebut dilakukan menyusul kekurangsiapan sejumlah tim di DIY untuk mengikuti gelaran yang akan diikuti Persisam Samarinda dan Persipura tersebut.(harianjogja)

Rabu, 05 Agustus 2009

PSS Akan Segera Terbentuk

31 July 2009

Sebentar lagi tim pujaan Slemania akan segera terbentuk, begitulah yang disampaikan oleh Bpk. Rumadi dan Sekretaris Slemania, Daru, sore tadi di Stadion Maguwoharjo Sleman saat menemani tim Putra Sembada saat berujicoba dengan Persak Kentungan.

Dikatakannya tim PSS akan mulai membentuk tim setelah Putra Sembada akan menjalani laga ujicoba terakhir dengan Persidafon Dafonsoro. Seperti terlihat tadi sore, beberapa pemain yang memperkuat Putra Sembada digadang-gadang akan dibentuk menjadi tim PSS. Tinggal menambah beberapa pemain lokal asli Sleman dan beberapa pemain PSS musim lalu yang sampai sekarang masih ditunggu oleh manajemen seperti Slamet Nurcahyo dan Abda Ali.

Selasa, 14 Juli 2009

Sejumlah Pemain PSS Diincar Pro Duta

04 July 2009

Sejumlah pemin PSS Sleman dikabarkan diincar klub Pro Duta yang akan ber-home base di Sleman. Meski begitu pihak PSS mengaku tak khawatir. ”Kepindahan pemain di Liga Utama merupakan hal biasa. Kalau mereka mendapat tawaran gaji atau kontrak yang lebih tinggi, meski digondeli juga tidak bisa” kata manajer PSS Drs Rumadi saat dihubungi, Jumat (3/7) kemarin.
Menurutnya, manajemen memang berusaha menahan pemain-pemain lama yang diharapkan masih menjadi andalan PSS pada kompetisi mendatang. Tapi, kalau mereka pindah ke klub lain karena mendapat kontrak atau gaji yang lebih tinggi dinilainya tak masalah. Itu merupakan hak setiap pemain.
PSS sendiri akan terus berupaya membentuk tim dengan mengandalkan pemain lokal hasil kompetisi, atau beberapa pemain yang tetap bertahan. Diakui, saat ini memang belum membentuk tim karena manajemen masih berusaha menyelesaikan masalah yang belum kelar. Sehingga kalau ditanya kapan tim PSS akan mulai dibangun, pihak manajamen belum dapat memastikan.

Minggu, 14 Juni 2009

Dua Ganda Indonesia Lolos ke Final Singapura
Sabtu, 13 Juni 2009 19:08 WIB | Olahraga | Bulutangkis | Dibaca 647 kali
Jakarta (ANTARA News) - Ganda putra unggulan pertama Markis Kido/Hendra Setiawan untuk pertamakalinya pada Singapura Terbuka 2009 meraih kemenangan dua game langsung untuk maju ke final turnamen Super Series berhadiah 200.000 dolar AS tersebut.

Pada pertandingan terakhir yang digelar di Singapore Indoor Stadium, Sabtu, Kido/Hendra mengalahkan pasangan Denmark Lars Paaske/Jonas Rasmussen 21-12, 21-16 hanya dalam 29 menit --pertandingan terpendek pada hari tersebut-- untuk menyusul ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda yang sudah lebih dulu lolos ke final.

Setelah memimpin 8-7 pada game pertama, pasangan juara Olimpiade itu melaju dengan delapan poin beruntun dan tak terkejar lagi hingga menutup game pertama 21-12.

Mereka juga terus memimpin sejak awal game kedua untuk menyudahi perlawanan unggulan keempat tersebut dengan skor 21-16, setelah dalam tiga pertandingan sebelumnya, selalu meraih kemenangan tiga game.

"Tadi saya main sudah langsung menyerang terus dari awal, mereka juga tidak begitu siap jadi kami bisa unggul terus poinnya,"ujar Kido mengenai kemenangan tersebut.

Pada final, pasangan yang mengejar gelar kedua tahun ini setelah memenangi Kejuaraan Asia April lalu, akan bertemu pasangan Inggris Nathan Robertson/Anthony Clark yang sebelumnya menundukkan ganda Taiwan Chen Hung Ling/Lin Yu Lang 21-19, 21-19.

Kido mengatakan akan bermain habis-habisan menghadapi pasangan tersebut pada final Minggu.

Sebelumnya, ganda putri non unggulan Greysia Polii/Nitya Krishinda membukukan final pertama mereka setelah menyisihkan unggulan delapan asal Denmark Kamilla Rytter Juhl/Lena Frier Kristiansen 22-20, 21-12.

"Game pertama senjata kami adalah sabar dan tenang sampai bisa menyusul, karena Denmark bermain bagus pada game pertama. Pada game kedua kami kuasali pukulan-pukulan mereka terutama dengan bermain pendek atau net," jelas Greysia usai pertandingan.

Greysia/Nitya akan memperebutkan gelar juara dengan pasangan China unggulan kelima Zhang Yawen/Zhao Tingting yang menyisihkan unggulan ketiga asal Korea Ha Jung Eun/Kim Min Jung 22-20, 21-18.

Ganda China tersebut, kata Greysia, pernah mengalahkan mereka pada satu-satunya pertemuan sebelumnya yang terjadi tahun lalu.

Sementara itu, unggulan pertama sekaligus juara bertahan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir gagal mencapai final setelah dikalahkan pasangan China, unggulan keenam Xie Zhongbo/Zhang Yawen 22-20, 22-20.

Nova mengatakan, sebenarnya kedua pasangan tampil buruk, hanya saja ganda China tersebut lebih beruntung dibanding dia dan pasangannya.

"Hari ini kami bermain buruk, mereka juga sedang jelek, cuma pada poin terakhir kami terlalu buru-buru jadi malah mati sendiri," ujar Nova usai pertandingan.

Zhongbo/Yawen akan bertemu rekan senegara mereka Zheng Bo/Ma Jin di final, setelah unggulan kelima itu menang atas pasangan juara Olimpiade dari Korea sekaligus unggulan kedua Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung 21-14, 21-18.

Adapun final tunggal putra mempertemukan dua pemain non unggulan, Bao Chunlai dari China melawan Boonsak Ponsana dari Thailand, sedangkan final tunggal putri terjadi antara unggulan pertama Zhou Mi dari Hong Kong dengan pemain China Xie Xinfang yang menjadi unggulan delapan.(*)
PSS Mulai Berpikir Susun Tim

09 June 2009

Masalah finansial yang terus-menerus menganggu konsentrasi manajemen PSS Sleman mempersiapkan tim untuk musim depan, tampaknya sudah mulai dilupakan. Agar, musim depan nasib tim pujaan Slemania ini tidak terulang kembali seperti musim lalu, manajemen pun mulai memikirkan penyusunan tim musim depan.

Langkah awal pun telah dilakukan manajemen tim yang berjuluk Laskar Super Elang Jawa ini."Pertama untuk pembentukan tim musim depan, kami harus bisa mengatasi masalah pendanaan PSS. Dengan memikirkannya sampai akhir kompetisi,"papar, General Manajer, Djoko Handoyo, kemarin.

Berbagai usaha pun akan dilakukan manajemen demi tercukupinya kebutuhan tim selama satu musim kompetisi."Dari mencari sponsor, donator, sampai memaksimalkan aset, akan kami lakukan,"sambungnya.

Masalah pendanaan musim lalu, dijelaskannya, harus dapat tertutupi pada musim depan. Mereka mengaku, mendapatkan pengalaman yang berharga tanpa menggunakan dana APBD dengan mencari sumber keuangan secara mandiri.

"Jika dibandingkan dengan tim-tim lainnya, nasib PSS memang sangat tragis. Di jeda kompetisi kami sudah dianggap kritis untuk bisa bertahan sampai kompetisi selesai,"ujarnya.

Dengan kepastiannya tidak bisa menggunakan dana dari rakyat tersebut, kini pengurus PSS pun mulai berpikir mencari pemasukan bagi klub. Mereka akan memaksimalkan potensi Sleman yang banyak kalangan pengusaha.

"Sejak saat ini berbagai usaha mencari pemasukan bagi tim untuk musim depan akan kami lakukan. Salah satunya dengan mendatangkan sponsor dari pengusaha local Sleman maupun dari luar,"jelasnya.

Beberapa sponsor musim lalu pun telah siap menggelontorkan dananya untuk mendukung kiprah PSS di Divisi Utama musim 2009-2010. Mayoritas mereka sanggung kembali menjadi bagian dari PSS.

"Jika peminatnya banyak, tentunya akan sangat menguntungkan perjalanan PSS Musim depan. Apalagi, musim depan kami akan menggunakan jassa olahbola pemain lokal,"tandasnya.

Jika telah memiliki calon pendana tim yang pernah berperingkat empat klasemen musim yang akan datang, selanjutnya, PSS berencana akan menggodok teknis pemain sebelum mengikuti sleksi tim. (eri/jawapos)

Slemania Berikan Rekomendasi Pemain

12 June 2009

Pendukung setia PSS Sleman, Slemania, memberikan rekomendasi kepada manajemen tim berjuluk Elang Jawa mengenai pemain yang harus dipertahankan di musim depan. Dari rekomendasi itu, Slemania meminta manajemen mempertahankan tiga pemain yang bukan berasal luar Sleman, yakni Slamet Nurcahyo, Eka Santika dan Abda Ali. “Apapun caranya, kami minta agar manajemen tetap mempertahankan ketiga pemain tersebut, selain karena performanya kami juga melihat loyalitas ketiganya kepada tim cukup bagus,” kata Ketua Slemania, Supriyoko kepada Harian Jogja, kemarin. Ketiga pemain tersebut, dinilai mampu menghidupkan pola permainan PSS.

Slamet Nurcahyo yang telah tiga tahun bergabung dengan Elang Jawa terbukti mampu menghidupkan lini tengah, tercatat selama musim kedua, gelandang asal Jember tersebut berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di PSS dengan 8 gol. Sedangkan Eka Santika, yang statusnya dipinjamkan oleh Pro Duta Bandung, membuat lini depan PSS menjadi sangat agresif.

Eka sendiri mengoleksi 6 gol. Sementara, mantan pemain belakang PSIM, Abda Ali, memperlihatkan koordinasi yang matang bersama dengan kapten tim, Agus ‘Grandong’ Purwoko terbukti mampu menghadang serangan dari lawan. “Mereka sudah terlihat kompak dan bagus selama putaran kemarin, kami melihat mereka potensial dan sudah menyatu dengan masyarakat Sleman,” tandas dia.

Supriyoko menambahkan, hingga kini Slemania memang belum mendapatkan pemberitahuan kapan pembentukan skuad baru bakal dilakukan oleh manajemen. Menurutnya, manajemen sedang berkosentrasi dengan permasalahan gaji yang melibatkan 16 mantan pemain yang sempat merumput bersama di putaran pertama kompetisi Divisi Utama 2008.

Pasca penyelesaian masalah tersebut, diharapkan manajemen segera menindaklanjuti pembentukan tim dengan melakukan perikatan dengan pemain yang sempat memperkuat skuad musim lalu. “Kami minta segera mereka diikat, jangan sampai diambil tim lainnya. Kami juga memang mendukung penggunaan pemain lokal terutama pemain yang berasal dari Sleman,” terang dia.

Selain itu, Slemania saat ini tengah menyiapkan program penggalangan dana untuk membantu mengatasi krisis keuangan yang kini tengah dialami oleh manajemen PSS. Program tersebut merupakan kelanjutan Save Our PSS yang sempat dilaunching pada pertengahan kompetisi lalu. “Kami akan lakukan penggalangan tentunya dengan bekerjasama dengan manajemen terlebih dahulu,” pungkas dia.

Terpisah, striker PSS, Eka Santika, mengungkapkan musim depan kemungkinan dirinya tetap akan memperkuat PSS. Pasalnya, dirinya telah merasa kerasan dan lebih nyaman bermain di Sleman. “Saya masih pengen tetap di Sleman, sejauh ini manajemen lama saya, Pro Duta juga belum ada kejelasan yang akan dilakukan terhadap saya. Kalau boleh jujur saya tetap pengen main di Sleman,” ucap dia.(Jumali/HARIAN JOGJA)

15.089 tidak lulus

SURABAYA – Dunia pendidikan Jatim berduka menyusul jebloknya hasil Ujian Nasional (Unas) tahun ajaran 2008/2009 ini. Dalam pengumuman hasil Unas siswa SMA/MA/SMK yang disampaikan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Sabtu (13/6) sore, diketahui bahwa angka ketidaklulusan atau siswa gagal Unas tahun ini meningkat lebih 1 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tahun ajaran 2007/2008, Unas SMA/MA (Madrasah Aliyah) diikuti oleh 196.198 siswa. Dari jumlah tersebut, siswa gagal Unas mencapai 6.018 atau 3,07 persen. Dan pada tahun ajaran 2008/2009 ini, dari 203.508 peserta Unas, yang tidak lulus membengkak, menjadi sebanyak 8.915 siswa atau 4,38 persen.

Kondisi yang sama juga terjadi pada siswa SMK. Dari 109.331 siswa yang ikut Unas pada tahun ajaran 2007/2008, yang gagal berjumlah 4.047 siswa atau 3,12 persen. Jumlah tersebut membengkak pada Unas tahun ini, dari 112.562 peserta Unas SMK, yang tidak lulus sebanyak 6.174 siswa atau 5,48 persen. Dengan demikian, dari total 316.070 siswa SMA/MA/SMK peserta Unas 2008/2009, yang tidak lulus sebanyak 15.089 siswa.

Jika dirinci, angka ketidaklulusan siswa di Jatim banyak disumbangkan oleh siswa MA jurusan IPS dan SMA jurusan Bahasa. Untuk MA IPS, dari 39.295 peserta, yang gagal mencapai 2.753 siswa (7 persen). Sementara dari 3.316 siswa SMA Bahasa yang jadi peserta Unas, yang tidak lulus mencapai 224 siswa (6,75 persen).

Setelah itu disusul MA Bahasa. Yakni dari 3.692 peserta Unas, yang gagal 242 (6,55 persen). Lalu SMA IPS, dari 73.353 peserta, yang tidak lulus 3.401 (4,64 persen). Lantas MA IPA, dari 14.774, yang gagal 648 (4,38 persen). Dan SMA IPA, dari 69.047 peserta, yang tidak lulus 1.636 (2,37 persen).

Hasil Unas tahun ini juga menegaskan telah berubahnya peta dunia pendidikan menengah di Jatim. Siswa di Surabaya dan Kota Malang kembali dikalahkan dalam meraih keunggulan, oleh para siswa dari daerah. Padahal, di masa lalu dua kota tersebut menjadi patokan dalam mengukur tingkat kemajuan pendidikan di Jatim. Sebab, sebelumnya SMA/MA di Kota Surabaya dan Malang selalu menempatkan banyak siswa/siswi mereka dalam daftar 10 besar peraih nilai Unas tertinggi.

Kali ini, dalam daftar 10 besar peraih nilai Unas tertinggi, tidak terdapat satu pun nama siswa/siswi dari SMA/MA di Surabaya dan Malang. Berdasar nilai rata-rata hasil Unas SMA untuk tiap program, peringkat Surabaya dan Kota Malang kalah jauh dibanding peringkat yang berhasil diraih oleh daerah-daerah lain.

Untuk program IPA, nilai rata-rata tertinggi diraih oleh Kota Pasuruan (8,48), Kota Probolinggo (8,37), dan Kabupaten Pasuruan (8,35). Sementara Surabaya hanya berada di urutan 25 dengan nilai rata-rata 7,98.
Malahan, untuk rata-rata nilai hasil Unas ini, yang dicapai Kota Malang lebih ironis. Ia harus puas di posisi 36 dari 38 kabupaten/kota di Jatim dengan nilai rata-rata 7,51.

Pada program IPS, nilai rata-rata tertinggi diraih Lamongan (7,92), lantas Kabupaten Pasuruan (7,87), dan Kota Pasuruan (7,81). Surabaya hanya berada di urutan 20 dengan nilai rata-rata 7,49, dan Kota Malang lagi-lagi terpaku di posisi 36 dengan nilai rata-rata 6,97.

Dan untuk program Bahasa, nilai rata-rata tertinggi diraih Kabupaten Probolinggo (8,29), Gresik (7,96), dan Kabupaten Mojokerto (7,91). Dan lagi-lagi Surabaya terpaku di urutan 21 dengan nilai rata-rata 7,14, sedangkan Kota Malang di posisi 22 dengan nilai rata-rata 7,09.

Harus Introspeksi
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Suwanto mengakui meningkatnya jumlah siswa yang gagal Unas pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. “Faktanya memang demikian. Ya harus diterima,” tegasnya kepada wartawan, usai memberikan pengarahan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Jatim, Sabtu (13/6).

Suwanto berharap, jebloknya nilai Unas tersebut menjadi bahan instrospeksi bagi semua pihak, mulai siswa, orangtua, sekolah, dan dinas pendidikan terkait agar kejadian yang sama tidak terulang pada Unas tahun berikutnya. “Ke depan, hasil Unas harus lebih baik lagi,” harapnya.

Sementara itu, Dinas Pendidikan dari 38 kabupaten/kota kemarin mengambil hasil Unas SMA/MA/SMK untuk daerahnya masing-masing. Setelah menerima hasil Unas, tiap Dinas Pendidikan diminta mencocokkannya dengan hasil ujian akhir sekolah (UAS) siswa. Ini dilakukan untuk menentukan siswa dinyatakan lulus atau tidak.

Mungkin terjadi bahwa siswa yang dinyatakan lulus Unas, tenyata UAS-nya gagal. Kalau ini yang terjadi, siswa akan dinyatakan tidak lulus sekolah dan harus mengulang alias ikut ujian kejar paket C atau penyetaraan.

“Makanya verifikasi harus dilakukan secepatnya. Selesai itu, Senin (15/6) nanti hasilnya harus diumumkan ke siswa. Dan ketika mengumumkan tidak boleh ada pengumpulan massa,” tukas Suwanto, yang mantan Kepala Dinas Infokom Jatim ini.

Untuk siswa/siswi dengan nilai total Unas tertinggi, pada program IPA, peringkat pertama diraih Ayin Bia Yufita dari SMAN 1 Blitar dengan 57,17; kedua oleh Dani Hardianto dari SMAN 1 Kota Kediri dengan nilai 57,10, dan peringkat ketiga Dwi Nur Ahsan Fikri dari SMAN 2 Lamongan dengan nilai 57,05.

Untuk program IPS, peringkat pertama diraih Dewi Maulidiyah dari SMAN 1 Pandaan dengan nilai 54,75; kedua Thoriqul Achmad dari SMAN 1 Blitar dengan nilai 54,30, dan peringkat ketiga Zakky Imawan dari SMAN 1 Pandaan dengan nilai 54,30.

Dan untuk program Bahasa, peringkat pertama diraih Wahyu Nilansari dari SMAN 3 Sidoarjo dengan nilai 53,55; kedua Lailatun Nasihah dari SMA Wachid Hasyim 2 Sidoarjo dengan nilai 53,10, dan peringkat ketiga Uminadirotun Navisa dari SMAN 1 Manyar dengan nilai 52,95.

Unas SMA/MA (baik untuk program IPA, IPS maupun Bahasa) terdiri dari 6 mata pelajaran. Dengan begitu, untuk mengetahui berapa nilai rata-rata yang diraih para siswa/siswi tersebut di atas, tinggal dibagi enam.
Surabaya baru `berbicara` untuk siswa yang meraih nilai tertinggi pada Unas SMK. Dinda Zahidah dari SMK Farmasi Surabaya yang memperoleh nilai Unas 38,34, berhasil menempati peringkat pertama. Menyusul Latith Muhammad dari SMKN 1 Pungging dengan nilai 38,33, dan Mentari Januar Lisyadi dari SMK Farmasi Sekesal Surabaya dengan nilai 38,11.

Bagaimana dengan pengumuman hasil Unas di SMAN 2 Ngawi dan SMAN 1 Wungu Madiun?
Suwanto mengatakan, khusus di dua sekolah tersebut, pengumuman Unas ada pengecualian. Karena pada 10–15 Juni, siswa SMAN 2 Ngawi dan SMAN 1 Wungu Madiun harus mengikuti ujian ulang, setelah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan di dua sekolah tersebut terjadi pelanggaran serius dalam pelaksanaan Unas, sehingga jawaban semua siswa sama. “Meski demikian, kita minta dalam waktu yang tidak lama hasil ujiannya harus sudah diumumkan,” imbuhnya.

Menanggapi jebloknya hasil Unas siswa SMA/MA/SMK di Jatim, Ketua Komisi E (Bidang Pendidikan) DPRD Jatim Saleh Ismail Mukadar langsung menudingnya sebagai akibat Kepala Dinas Pendidikan Jatim yang lama, yakni Rasiyo, lebih asyik mengurusi masalah politik praktis terkait pemilihan gubernur (pilgub) lalu. Selama pilgub, Rasiyo dikenal sebagai pendukung kuat pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf. “Makanya, kasus jebloknya hasil Unas ini harus dijadikan pelajaran,” sergah Saleh.

Sebagai bentuk tanggungjawab, politisi PDIP ini mendesak Rasiyo yang saat ini menjadi Sekretaris Provinsi (Sekpoov) Jatim, untuk mundur dari jabatannya. Alasannya, meski sekarang Rasiyo adalah Sekprov, tapi proses hingga pelaksanaan Unas terjadi pada masa dia masih menjadi Kepala Dindik.

“Pak Wanto (Suwanto, Red) yang kepala dinas sekarang kan hanya ketiban sampur saja. Makanya kalau gentle (ksatria), dia (Rasiyo, Red) harus berani mundur,” tandas Saleh yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Surabaya Ruddy Winarko mengatakan, pengumuman hasil Unas SMA/MA/SMK kepada para siswa di Surabaya akan dilaksanakan Minggu (14/6) hari ini atau sehari lebih cepat dibanding arahan dari Dinas Pendidikan Jatim.

“Setelah mendapat soft copy hasil Unas, kami nanti malam akan lembur mengecek dan memverifikasinya dengan hasil UAS. Sehingga Minggu besok (hari ini, red), nilai asilnya dapat segera diumumkan ke siswa,” jelasnya. (SURYA)